
Pandemi Covid-19 memang belum berakhir namun tanda-tanda kemenangan melawan pandemi yang sudah berlangsung setahun lebih ini sudah semakin jelas dan dekat terlebih dengan sudah adanya vaksinasi Covid-19 yang berjalan lancar di tanah air.
Berbagai upaya baik sekala dan niskala (upaya nyata dan upaya yang tidak terlihat) juga terus dilakukan di Bali. Seperti halnya yang teranyar Gubernur Bali Wayan Koster melakukan persembahyangan di 17 Pura Kawasan Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem pada, Minggu, Redite, Paing, Gumbreg (7/3/2021) untuk memohon kerahayuan, keselamatan, dan kesehatan jagad serta krama Bali.
Langkah dan upaya sekala dan niskala yang terus dilakukan Gubernur Bali untuk mempercepat penanganan pandemi atau “gering agung” ini mendapat dukungan dan apresiasi berbagai kalangan. Salah satunya dari Komang Gede Subudi, seorang penekun penyelamat heritage dan Pembina Yayasan Bakti Pertiwi Jati (YBPJ), yayasan yang bergerak pada pelestarian situs ritus Bali.
“Di setiap kepercayaan kita sebagai umat Hindu di Bali, setiap ada kejadian luar biasa apalagi gering agung seperti pandemi ini, orang Bali selalu melakukan upaya sekala niskala. Jadi kami Yayasan Bakti Pertiwi Jati apresiasi upaya sekala niskala yang dilakukan Pak Gubernur,” kata Subudi, di Denpasar, Senin (8/3/2021).
Dikatakan manusia tidak akan mampu melakukan hal-hal luar biasa apalagi dalam menangani pandemi ini dengan hanya mengedepankan upaya sekala tanpa juga diimbangi upaya secara niskala dan berdasarkan kepercayaan yang diwariskan para leluhur. Sebab pandemi ini adalah bentuk ketidakseimbangan kosmis yang juga membutuhkan pendekatan spiritual untuk kembali menciptakan keseimbangan baru atau kenormalan baru (new normal).
“Untuk mencapai kesimbangan baru dan keseimbangan kosmis, kita sebagai umat harus berdoa, memohon ampun kepada Tuhan semoga gering agung ini segera diakhiri. Di samping juga upaya secara medis terus dilakukan dengan vaksinasi dan upaya lain,” ujar Subudi yang juga penekun spiritual ini.
Di sisi lain Subudi yang juga Ketua Umum Badan Independen Pemantau Pembangungan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Provinsi Bali ini mengapresiasi upaya Gubernur Koster melalukan penataan kawasan Pura Besakih dengan dukungan anggaran dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang ditargetkan rampung pada tahun 2022 mendatang. Dalam proyek ini akan ada 9 item paket pekerjaan untuk penataan kawasan Pura Besakih dengan estimasi anggaran di kisaran Rp1 triliun.
“Penataan ini penting agar ke depannya di kawasan Pura Besakih agar lebih tertib baik dari sisi parkir, umat yang akan melaksanaan persembahyangan, aktivitas pariwisata dan lainnya,” kata Subudi yang juga Wakil Ketua Umum (Waketum) Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Bali Bidang Lingkungan Hidup ini.
Ia menegaskan BIPPLH bersama stakeholder akan terus konsisten mengawal visi Gubernur Bali yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali dan tidak ada keraguan sedikitpun mengkritisi dengan keras seandainya ada penyimpangan disengaja ataupun human error dalam operasional di lapangan yang bisa merusak tatanan grand design perbaikan lingkungan hidup Bali.
“Kami mendukung program-program pemerintah yang pro lingkungan tapi kalau yang merusak tentu kami paling depan akan menolaknya. Bagi kami aktivis, silahkan ambil kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat secara luas tapi alam tidak boleh dirusak dengan alasan apapu,” kata Subudi.
“BIPPLH tidak mentolerir kerusakan lingkungan dengan dalih apapun,” tegas Subudi yang sebelumnya merupakan pengusaha tambang sukses di Kalimantan dan kini mengabdikan diri di tanah kelahirannya di Bali untuk mengawal pelestarian alam lingkungan Pulau Dewata.
Untuk diketahui Visi BIPPLH yakni mengawal pembangunan Bali berdasarkan Tri Hita Karana. Misi BIPPLH turut serta bersama-sama LSM, komponen masyarakat lainnya, Desa Adat, dan seluruh seluruh masyarakat Bali dalam mengawasi hingga menolak pembangunan yang merusak lingkungan hidup dan adat istiadat Bali baik yang dilakukan oleh pemerintah, swasta maupun kelompok lainnya.
Sumber: metrobali.com



