Tumpek Krulut Jadi “Valentine Ala Bali”, Jero Gede Agung Subudi: Ini Rangsangan Agar Kita Bangga Lestarikan Kearifan Lokal

0
653
Pembina Yayasan Bakti Pertiwi Jati (YBPJ) Komang Gede Subudi, yang akrab disapa Jero Gede Agung Subudi.

Tidak ada habis-habisnya upaya Gubernur Bali Wayan Koster untuk menghidupkan, membumikan, melestarikan dan mempopulerkan kembali nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Bali yang adiluhung.

Teranyar Gubernur dengan segudang ide brilian itu mencanangkan Rahina Tumpek Krulut sebagai Perayaan Hari Tresna Asih/Hari Kasih Sayang. Dengan kata lain Rahina Tumpek Krulut menjadi Hari Valentine-nya versi Bali.

Pencanangan Rahina Tumpek Krulut sebagai Perayaan Hari Tresna Asih/Hari Kasih Sayang telah dituangkan dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru. Saat Rahina Tumpek Krulut pada hari Sabtu (Saniscara Kliwon, Krulut), 23 Juli 2022 nanti, seluruh masyarakat Bali dihimbau agar melaksanakan perayaan secara niskala dan sekala.

Dalam keterangan persnya, Selasa (8/2/2022) Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan selama ini sejumlah masyarakat Bali merayakan Valentine Day setiap tanggal 14 Februari sebagai hari Kasih Sayang, yang sesungguhnya bukan merupakan budaya Bali. 

“Sudah waktunya, Kita melaksanakan Hari Tresna Asih/Hari Kasih Sayang pada setiap Rahina Tumpek Krulut, yang kita miliki di Bali sebagai warisan Adiluhung dari Leluhur, yang sepatutnya dilestarikan, disosialisasikan, dan dilaksanakan oleh Pemerintah bersama masyarakat Bali,” kata Gubernur Koster.

Pencanangan Rahina Tumpek Krulut menjadi Hari Kasih Sayang atau Hari Valentine-nya versi Bali mendapatkan apresiasi dan dukungan penuh dari Yayasan Bakti Pertiwi Jati (YBPJ) sebagai yayasan yang bergerak pada pelestarian heritage situs ritus Bali.

“Ini kita apresiasi. Ini rangsangan agar kita bangga lestarikan kearifan lokal. Rahina Tumpek Krulut sebagai Perayaan Hari Tresna Asih/Hari Kasih Sayang, intisarinya welas asih, mencintai, menyayangi sesama dan semua makhluk ciptaan Tuhan,” kata Pembina Yayasan Bakti Pertiwi Jati (YBPJ) Komang Gede Subudi yang komunitasnya dikenal dengan sapaan Jero Gede Agung Subudi saat ditemui, Selasa (8/2/2022).

Jero Gede Agung Subudi menegaskan nilai-nilai kearifan lokal seperti ini memang sudah sepatutnya diperkenalkan di tengah-tengah kehidupan masyarakat Bali dan ancaman masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan karakter dan jati diri bangsa dan khususnya masyarakat Bali.

Pencanangan Rahina Tumpek Krulut menjadi Hari Kasih Sayang atau Hari Valentine-nya versi Bali juga tentu akan memperkuat eksistensi peradaban Bali itu sendiri selain memang menjadi pengingat agar umat manusia kembali menempatkan cinta kasih, welas asih dan kasih sayang sebagai hal yang utama.

“Kalau kita mencintai sesuatu dengan tulus, tidak ada musuh yang bisa merasuk ke sukma. Dari sanalah budi pekerti timbul. Maka akan semakin kuat budi pekerti dan welas asih kita kepada ciptaan Tuhan tidak ada. Karena vibrasi cinta kasih dan budi pekerti kita akan mendapatkan feedback positif dari orang-orang di sekitar kita,” ujar tokoh Bali yang juga penekun spiritual ini.

Di sisi lain Jero Gede Agung Subudi mengapresiasi Pemerintah Provinsi Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster untuk pertama kalinya merayakan berbagai Hari Raya Tumpek sebagai bagian dari kebijakan pemerintah. Sebagaimana diketahui, untuk pertama kali, Pemerintah bersama masyarakat telah melaksanakan Perayaan Rahina Tumpek Uye secara serentak di seluruh Bali pada hari Sabtu (Saniscara Kliwon, Uye), 29 Januari 2022 dengan lancar dan sukses.  Gubernur Bali, Wayan Koster memimpin langsung Perayaan Rahina Tumpek Uye berlokasi di Danau Buyan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.

Selanjutnya Gubernur Bali juga akan melaksanakan Perayaan Rahina Tumpek Wayang, Tumpek Landep, Tumpek Wariga, Tumpek Kuningan, dan Tumpek Krulut sesuai Surat Edaran Nomor 04 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru.

Perayaan Rahina Tumpek Wayang akan dilaksanakan pada hari Sabtu (Saniscara Kliwon, Wayang), 5 Maret 2022, Tumpek Landep pada hari Sabtu (Saniscara Kliwon, Landep), 9 April 2022, Tumpek Wariga pada hari Sabtu (Saniscara Kliwon, Wariga), 14 Mei 2022, Tumpek Kuningan pada hari Sabtu (Saniscara Kliwon, Kuningan), 18 Juni 2022, dan Tumpek Krulut pada hari Sabtu (Saniscara Kliwon, Krulut), 23 Juli 2022.

Seluruh Perayaan Rahina Tumpek, yang berdasarkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi, merupakan implementasi visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

Jero Gede Agung Subudi mengaku gembira berbagai perayaan Tumpek mendapatkan perhatian serius dari Gubernur Koster. Ia menilai dengan adanya aktivitas perayaan Tumpek yang langsung dilakukan Pemprov Bali dan Gubernur Koster, ini menjadi rangsangan positif agar masyarakat melakukannya lebih serius lagi dan bangga dengan nilai-nilai kearifan lokal Bali serta terlibat aktif untuk melestarikannya.

“Gubernur dan Pemprov telah memberikan rangsangan yang positif dan telah dicontohkan dengan aksi nyata perayaan Tumpek. Ini adalah motivasi luar biasa dari Pak Gubernur,” ucap kata Subudi yang juga Ketua Umum Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali ini.

“Sebenarnya Pak Gubernur tidak cukup waktu melakukan hal-hal seperti itu, tapi faktanya beliau serius lakukan. Ini yang patut kita apresiasi. Ini adalah rangsangan, dan apa yang dicontohkan Pak Gubernur harus kita lebih getok tularkan lagi,” ujar Subudi yang juga merupakan CEO Pasifik Group-Bali, NTT, NTB (perusahaan yang sangat konsern pada investasi berbasis pelestarian lingkungan) ini. (wid)

Sumber: metrobali.com